Selasa, 25 Februari 2014

ANGGARAN DALAM BANK SYARIAH

v
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting. Bagaimanapun juga jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian aktivitas organisasional ke arah tujuan yang beroerientasi kesasaran masa mendatang. Semakin bergejolak lingkungan pasar, teknologi atau ekonomi eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun stategi. Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai perencanaan, dan proses integrasi keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran organisasi.
Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan mengenai Pengertian Anggaran, Manfaat, Prinsip Sumber dan lain sebagainya. Dimana, akan dibahas dalam BAB selanjutnya.
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secaraara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa mendatang. Anggaran adalah berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgeting). Rencana keuangan adalah rencana keuangan bank syariah yang merupakan terjemahan program kerja bank syariah ke dalam sasaran-sasaran (target) keuangan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.[1]
Secaraara singkat dapat dikatakan, bahwa penganggaran merupakan langkah-langkah yang menjadi dasar bagi penetapan strategi bisnis. Penganggaran merupakan perencanaan strategi unit bisnis, terlebih lagi adalah berkaitan dengan masalah keuangan bank syariah.
B.     Manfaat dan Keuntungan Budgeting
Keuntungan budgeting secaraara spesifik antara lain:
1.     Sebagai stimulus terhadap pertimbangan basic policy of management.
2.     Adanya polarisasi pembagian tanggung jawab yang jelas.
3.     Mendorong anggota untuk ikut dalam penetapan tujuan.
4.     Mendorong semua pihak untuk membuat rencana, sesuai dengan tupoksinya.
5.     Mendorong manajemen untuk merealisasikan terhadap apa yang direncanakan.
6.     Mendorong memakai data keuangan sebelumnya.
7.     Mengharuskan akan pemakaian tenaga kerja, fasilitas, dan capital se-ekonomis mungkin.
8.     Berpengaruh terhadap akurasi waktu dan pertimbangan yang cermat.
9.     Menunjukkan efisiensi/kekurangan dari institusi.
10. Mendorong terhadap analisis intern usaha secara pereodik.
11. Mengecek terhadap kemajuan tujuan proker.
12. Membantu dalam memperoleh dana dari DPK.
C.    Prinsip/Kaidah Dasar Perencanaan
Sebagaimana kaidah umum yang berlaku, dalam menetapkan sasaran perencanaan keuangan bank syariah perlu memperhatikan dan mengindahkan nilai-nilai sebagai berikut:[2]
1.     Sesuai kemampuan atau realistis, berpijak pada kemampuan dan pengalaman sehingga sasaran tidak terlalu tinggi dan rendah.
2.     Diformulasikan dengan khas, jelas, dan spesifik.
3.     Hasilnya dapat diukur secaraara kuantitatif.
4.     Adanya kerangka waktu yang jelas.
D.    Pembatasan Penganggaran
Untuk membuat suatu perencanaan yang melibatkan waktu yang akan datang, sehingga diperlukan batasan-batasan/asumsi:
1.     Didasarkan pada estimasi atau taksiran.
2.     Disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi.
3.     Merupakan alat bantu terhadap pelaksanaan, pengawasan (controlling), evaluasi.
4.     Dalam realisasi budgeting, perlu usaha dan kerja keras.
E.     Sumber dan Alat Bantu Budgeting
Dalam membuat perencanaan tentunya membutuhkan sumber-sumber yang digunakan sebagai data dan juga sebagai asumsi dalam mengestimasi rencana keuangan yang ada dan sasaran/target yang ingin dicapai oleh bank syariah pada periode tertentu. Sumber-sumber data tersebut terdiri dari:[3]
1.      Laporan keuangan tahun lalu.
2.      Data riset pasar tentang potensi funding dan financing.
3.      Permohonan financing yang akan direalisasikan untuk periode yang akan datang.
4.      Rancana angsuran pembiayaan.
5.      Rencana pengeluaran biaya pereode berikutnya.
6.      Police Bank syariah.
7.      Asumsi-asumsi dalam penetapan cash in dan cash out.
Sedangkan alat bantu yang digunakan untuk budgeting adalah Menggunakan cash flow (aliran kas), yaitu format keuangan yang mengilustrasikan target-target mengenai mengalirnya dana masuk (cash in), dana keluar (cash out), dan saldo kas pada pereode tertentu.
Contoh:
PT. Maju Jaya, sebuah perusahaan yang menggeluti bidang mebeler, memiliki sistem penjualan + pembelian dg sistem tunai. Income statemen per tahunnya adalah sebab:
Penjualan bersih                                                          : Rp. 1.000.000.000,-
Harga pokok penjualan                                               : Rp. 800.000.000,-  (-)
Laba Kotor                                                                  : Rp. 200.000.000,-
Biaya operasional :
Gaji                             : Rp. 50.000.000,-
Lain-lain                      : Rp. 40.000.000,-
Depresiasi                    : Rp. 20.000.000,-  (+)
: Rp. 110.000.000,- _
Laba bersih operasional                                               : Rp. 90.000.000,-
Pajak penghasilan (Pph) 30 %                                     : Rp. 30.000.000,- _
Laba bersih setelah pajak                                            : Rp. 60.000.000,-

NB:
Dalam kalkulasi cash flow, biaya depresiasi tidak diperhitungkan, sebab merupakan biaya non kas. Penyusunan cash flow, dapat dilakukan secaraara periodik (interval/berkala), (per tahun, per bulan / per hari).
Semakin pendek interval yang dipakai, akan berpengaruh terhadap tingkat akurasi yang lebih tinggi. Dalam dunia perbankan, biasanya menggunakan interval bulanan/tahunan.

F.     Format Cash Flow
Bentuk bervariasi, tergantung masing-masing perusahaan.
Secaraara umum, mencakup beberapa komponen :[4]
1.      Beginning cash balance (saldo awal kas) yaitu jumlah tunai kas yang dimiliki
perusahaan di awal periode.
2.      Cash inflow (kas masuk/penerimaan kas) :
Aliran kas yang diterima perusahaan selama waktu tertentu, sesuai dengan interval perhitungan (tiap hari, perbulan, triwulan, pertahun).
Cash flow adalah uang tunai yang diterima perusahaan.
Komponen-komponen cash flow :
a.       Piutang dagang yang tertagih (account recievable collected) : piutang dagang yang dibayar pelanggan sehubungan dengan penjualan kredit yang dilakukan perusahaan.
b.      Profit income (pendapatan bagi hasil) atas simpanan di bank (jasa giro, bagi hasil deposito, bagi hasil dari pelanggan yang terlambat membayar piutang dagang yang telah jatuh tempo, dan lain-lain).
c.       Restitusi PPn (pajak pertambahan nilai) untuk eksporter yang menggunakan bahan baku dari dalam negeri.
d.      Pengembalian kelebihan PPh (pajak penghasilan) yang telah dibayar.
Penerimaan uang tunai, dari penjualan aktiva tetap oleh perusahaan.
e.       Injeksi dana segar dari pemegang saham.
3.      Total Cash available (total kas yang tersedia)
Penjumlahan saldo awal kas dengan penerimaan tunai, digunakan untuk membayar seluruh kewajiban tunai perusahaan.
4.      Cash out flow (kas keluar)
Merupakan aliran pembayaran kas tunai oleh perusahaan. Kompenen cash out flow :
a.       Account payable paid (pembayaran utang dagang): pembayaran utang dagang yang telah jatuh tempo atas pembelian secaraara kredit oleh perusahaan.
b.      Margin expense ( biaya margin) akibat pemakaian dana pinjaman ( pinjaman bank, leasing, dan lain-lain).
c.       Labour cost ( upah buruh), seperti untuk industri manufactur .
d.      Biaya operasional tunai (gaji, bonus karyawan, biaya utilitas (listrk, air, telp), biaya asuransi, perjalanan, dan lain-lain).
e.       Utang PPh yang masih harus dibayar.
f.       Biaya-biaya kredit (administrasi krdit, dan lain-lain).
g.      Pembelian aktiva tetap (capital expenditure), seperti. pembeian mesin, peralatan, tanah, bangunan, dan lain-lain).
h.      Pembayaran dividen tunai (cash dividend).
i.        Pembayaran angsuran pokok utang (principle repayment).
5.      surplus/defisit kas (net cash surplus/defisit)
Selisih antara total kas dg cash out flow. Indikasi perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup besar :
a.       Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman masih cukup besar.
Bila perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, pinjaman tersebut dapat terlunasi.
b.      Indikasi kas mengalami defisit :
c.       Angsuran pokok pinjaman terlalu besar.
d.      Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman yang lebih panjang untuk menutupi kekurangan kas tersebut.
6.      saldo kas minimum (minimum cash balance)
Sejumlah uang tunai yang mengendap di perusahaan (mis untuk kas kecil, dan lain-lain).
7.      Kebutuhan dana tambahan (additional financial needs)
Sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup kas.
Tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaan .
8.      Saldo kas akhir (ending cash balance)
Deskripsi alur cash flow
G.    Menentukan Jumlah Kebutuhan Dana
Cash flow projection (proyeksi aliran dana) berfungsi untuk menentukan jumlah dana dari debitur.
Example : analisis keuangan PT. Maju Jaya, dengan transaksi sebagai berikut:
Sirkulasi piutang dagang         = 3 bulan
Sirkulasi utang dagang            = 2 bulan
Total Penjualan tahun 2001    = 187.20
Harga pokok penjualan           = 80 % dari penjualan
Biaya operasional                    = 5 % dari penjualan
H.    Pendekatan dalam Menyusun Anggaran
Dalam penyusunan anggaran perlu pendekatan yang akurat sesuai dengan situasi dan kondisi. Beberapa pendekatan (approuch) :
1.      Buttom up budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran yang di mulai dari tingkat terendah, sebagai dasar penyusunan anggaran di tingkat atasnya. Anggaran dari seluruh tingkat digabung menjadi angaran secara keseluruhan.
2.      Top Down budgeting
Pendekatan penyusunan anggaran yang dimulai dari tingkat yang di atas, dengan menentukan target bagi tingkat di bawahnya. Kurang memberikan motivasi bagi pelaksanaan dalam mencapai target.
3.      Incremantal budgeting
Pendekatan penyusunan anggaran dengan mendasarkan pada anggaran tahun lalu, kemudian dilakukan penyesuaian perubahan yang diperlukan.
4.      Fixed Budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran yang dibuat tetap untuk seluruh tingkat aktifitas. Ada tendensi menyesatkan dalam evaluasi.
Sebab ada kemungkinan membandingkan realisasi anggaran dengan rencana anggaran pada tingkat aktifitas yang berbeda.
5.      Flexible Budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran dengan menyusun anggaran yang berbeda-beda untuk tiap aktifitas. Dalam hal evaluasi : informasi yang diperoleh lebih valid. Dengan cara : membandingkan antara realisasi dengan rencana anggaran pada tingkat aktifitas yang sama.
I.       Penyusunan Anggaran bank Syariah
Dalam menyusun anggaran, perlu memperhatikan sumber-sumber dana;
Perlu memperhatikan faktor-faktor yg mempengaruhi kebutuhan dana (kualitas manajemen, kualitas aset, tingkat likuiditas, sistem prosedur yg dimiliki, besar cadangan yg diperlukan, sumber dana yg dipilih, jangka waktu perolehan dana).

Siklus Penyusunan bank syariah

Perencanaan Dana

Pemilihan Komposisi

Mekanisme Penciptaan Dana

Penyusunan Anggaran

Dalam menyusun anggaran Bank Syariah, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi volume penyaluran dana. Ada 2 faktor :[5]
  1. Internal : segmen pasar, posisi keuangan, sumber dana, kualitas aktiva produktif, sarana yg dimiliki;
  2. Eksternal : persaingan antar bank, perkembangan ekonomi, kondisi sosial politik, karakteristik usaha nasabah.
BAB III
PENUTUP
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secaraara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa mendatang. Anggaran adalah berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgeting).
Faktor yang mempengaruhi penyusunan budget yaitu:
1.      Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain berupa penjualan tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan, modal kerja yang dimiliki, tenaga kerja yang dimiliki, kapasitas perusahaan yang dimiliki, dll.
2.      Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada diluar perusahaan tapi mempengaruhi kehidupan perusahaan. Factor-faktor tersebut antara lain berupa keadaan persaingan, tingkat pertumbuhan penduduk, penghasilan masyarakat, pendidikan masyarakat, penyebaran penduduk, agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, dll.

1 komentar: